AUDIT LINGKUNGAN
Suatu penilaian yang sistematis, didokumentasikan, berkala, dan
obyektif bagaimana organisasi, manajemen, dan semua aktiva
memiliki kontribusi untuk mengamankan lingkungan dengan melakukan
pengendalian manajemen terhadap lingkungan termasuk memenuhi
persyaratan dan standar-2 yang berlaku.
Beberapa catatan dari definisi diatas, :
1. Audit lingkungan merupakan alat manajemen, akan tetapi dapat juga
digunakan sbg alat dari badan pengatur dan setiap kelompok yang
berhubungan dalam menilai kinerja lingkungan.
2. Audit lingkungan harus sistematis (bukan semarangan), didokumentasikan,
berkala (bukan hanya sekali), dan obyektif (tidak menutupi kesalahan).
3. Audit lingkungan meningkatkan kinerja / performa.
4. Tujuan audit lingkungan adalah memberi kontribusi untuk mengamankan
lingkungan.
5. Audit lingkungan merupakan bagian dari sistem manajemen.
6. Audit lingkungan berhubungan dengan menilai kebijakan perusahaan yang
berkaitan dengan persyaratan peraturan, akan tetapi juga dengan standar
yang sesuai menurut pandangan manajemen.
Audit lingkungan menyatakan secara tidak langsung gagasan berikut :
1. Sekumpulan pengaturan lingkungan yang direncanakan dan prosedur-2, yaitu
perusahaan dan semua manajemen serta stafnya menyadarinya.
2. Termasuk persyaratan legal dan juga tujuan manajemen.
3. Suatu penilaian apakah pengaturan yang direncanakan secara efektif
dimplementasikan dan apakah mereka cocok untuk memenuhi kebijakan
lingkungan perusahaan.
Menurut
Grant Ledgerwood, Elizabeth Street, dan Riki Therivel, bahwa
audit lingkungan mempunyai 3 tujuan yang luas, yaitu :
1. Ketaatan terhadap peraturan
2. Bantuan untuk akuisisi dan penjualan aktiva, dan
3. Pengembangan korporat terhadap misi penghijauan.
Menurut The International Chamber of Commerce :
Audit
lingkungan merupakan pengujian yang sistematis dari interaksi
antara setiap operasi usaha dengan keadaan sekitarnya.
Apabila
beroperasi secara efektif, suatu sistem manajemen lingkungan
korporat memberikan manajemen pengetahuan yaitu :
1. Perusahaan mentaati hukum dan peraturan lingkungan
2. Kebijakan & prosedur secara jelas didefinisikan dan diumumkan ke
seluruh organisasi
3. Risiko korporat yang berasal dari risiko lingkungan dinyatakan dan
berada dibawah pengendalian
4. Perusahaan mempunyai sumber daya dan staf yang tepat untuk pekerjaan
lingkungan, menggunakan sumber daya tersebut, dan dapat mengendalikan
masa depan suber daya tersebut.
Sistem manajemen lingkungan terdiri dari beberapa fungsi yang saling berkaitan :
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Menuntuk & mengarahkan
4. Mengkomunikasikan
5. Mengendalikan & menelaah
Penyebab dari kondisi industri yang berisiko adalah :
1. Orang yang tidak memahami peraturan dan prosedur secara baik, sehingga
tidak memperhatikan setiap detil pekerjaan.
2. fasilitas fisik yang tidak memadai.
3. Sistem manajemen yang terbatas
4. Prosedur yang tidak memadai, tidak sesuai atau kuno.
5. Kekuatan eksternal, seperti gempa bumi, angin topan/badai, kerusuhan /
huru-hara, dan sabotase
6. Tekanan internal yang bersaing (memperoleh laba sebanyak-banyaknya
Mengapa audit lingkungan dilakukan ?
Keinginan dewan direksi atau CEO untuk mendapatkan kepastian bahwa
perusahaan bertanggung jawab dan secara memadai menangani tanggung jawab
lingkungannya.
Inisiatif manajemen tingkat yang lebih rendah atau menengah untuk
memperbaiki aktivitas pengelolaan lingkungan yang ada dan mengejar apa
yang perusahaan lain sedang lakukan.
Kejadian dari masalah atau kecelakaan lingkungan.
Tanggapan terhadap suatu keinginan untuk mengantisipasi dan menghadapi
masalah potensial.
Hendra Firmansyah
Minggu, 01 Desember 2013
Minggu, 20 Oktober 2013
Mengenap parasetamol
Parasetamol
Asetaminofen (parasetamol) |
|
N-acetyl-para-aminophenol
|
|
151.17
|
|
Rumus empiris
|
C8H9NO2
|
(Metabolisme)
|
Hati
|
Parasetamol atau asetaminen adalah obat analgesik
dan antipiretik yang populer
dan digunakan untuk melegakan sakit kepala,
sengal-sengal dan sakit ringan, serta demam. Digunakan dalam
sebagian besar resep obat analgesik selesma dan flu. Ia aman dalam dosis
standar, tetapi karena mudah didapati, overdosis obat baik sengaja atau
tidak sengaja sering terjadi.
Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin
dan ibuprofen,
parasetamol tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong
dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis normal,
parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal, atau duktus arteriosus pada janin.
Sejarah
Sebelum penemuan asetaminofen, kulit sinkona digunakan
sebagai agen antipiretik, selain digunakan untuk menghasilkan obat antimalaria,
kina.
Karena pohon sinkona semakin berkurang pada 1880-an,
sumber alternatif mulai dicari. Terdapat dua agen antipiretik yang dibuat pada
1880-an; asetanilida pada 1886 dan fenasetin pada 1887. Pada
masa ini, parasetamol telah disintesis oleh Harmon Northrop Morse
melalui pengurangan p-nitrofenol bersama timah
dalam asam asetat
gletser. Biarpun proses ini telah dijumpai pada tahun 1873, parasetamol tidak
digunakan dalam bidang pengobatan hingga dua dekade setelahnya. Pada 1893,
parasetamol telah ditemui di dalam air kencing
seseorang yang mengambil fenasetin, yang memekat kepada hablur campuran
berwarna putih dan berasa pahit. Pada tahun 1899, parasetamol dijumpai sebagai
metabolit asetanilida. Namun penemuan ini tidak dipedulikan pada saat itu.
Efek Samping
Pada dosis yang direkomendasikan, parasetamol tidak mengiritasi lambung,
memengaruhi koagulasi darah, atau memengaruhi fungsi ginjal. Namun, pada dosis
besar (lebih dari 2000 mg per hari) dapat meningkatkan risiko gangguan
pencernaan bagian atas. Hingga tahun 2010, parasetamol dipercaya aman untuk
digunakan selama masa kehamilan.
Kelebihan Dosis
Penggunaan parasetamol di atas rentang dosis terapi dapat
menyebabkan gangguan hati. Pengobatan toksisitas parasetamol dapat dilakukan
dengan cara pemberian asetilsistein (N-asetil sistein) yang merupakan prekusor
glutation, membantu tubuh untuk mencegah kerusakan hati lebih lanjut.
Mekanisme Aksi
Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap
enzim siklooksigenase (COX: cyclooxigenase), dan
penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2.
Meskipun mempunyai aktivitas antipiretik dan analgesik, tetapi aktivitas
antiinflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya
adalah tingginya kadar peroksida dapat lokasi
inflamasi. Hal lain, karena selektivitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat
ini tidak menghambat aktivitas tromboksan yang merupakan zat pembekuan darah.
Aspirin atau asam
asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering
digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap
demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat
digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan
jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada
tahun 1918
ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia.[1]
Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai
oleh Hippocrates
yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan
berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam
asetilsalisilat yang dikenal saat ini. Aspirin adalah obat pertama yang
dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam
menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman, replika
tablet aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka Deutschland,
Land der Ideen ("Jerman, negeri berbagai ide").
Contoh Formula Suspensi
No
|
Formula
|
Konsentrasi
|
1
|
Parasetamol
|
5gr
|
2
|
Asam sitrat
|
0,5%
|
3
|
Natrium sitrat
|
0,5%
|
4
|
Kollidon CL-M
|
5%
|
5
|
Dextrosa
|
30%
|
6
|
Essence orange
|
0,1%
|
Langganan:
Postingan (Atom)